Lingkaran Setan Kemiskinan

Banyaknya jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan sistem pendidikan yang baik dan lapangan kerja yang luas, ternyata hanya memunculkan fenomena kemiskinan yang selanjutnya menjelma menjadi sebuah lingkaran setan.

Kondisi tersebut tampak pada bangsa ini yang jumlah penduduknya mencapai sekitar 230 juta jiwa. Berdasarkan keterangan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2009 sebesar 1,35 persen, atau 3,2 juta jiwa pertahun. Jika dihitung secara sederhana, maka pada tahun 2020 total penduduk Indonesia akan mencapai 265,2 juta jiwa. Benar-benar sebuah angka yang fantastis! Jika tidak segera ditangani, maka hal ini kelak akan menjadi permasalahan besar yang menyulitkan seluruh elemen bangsa.

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab utama sulitnya Indonesia mengendalikan jumlah penduduk, yaitu pertama, kegagalan pemerintah dalam menjalankan program KB. Pasca reformasi dan implementasi otonomi daerah, pelaksanaan program KB cenderung stagnan. Hal tersebut tidak terlepas dari lemahnya komitmen politisi dan instansi KB di kabupaten/kota. Sosialisasi yang kurang efektif dan kelangkaan alat kontrasepsi akibat desentralisasi pelayanan kontrasepsi membuat kesadaran masyarakat untuk ber-KB semakin rendah.

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), selama tahun 2007 peserta program KB hanya sebesar 61,4 %. Angka ini ternyata masih jauh dari cukup untuk mengendalikan jumlah penduduk yang semakin membengkak.

Kedua, banyaknya jumlah keluarga yang berada dibawah garis kemiskinan. Secara tidak langsung, kondisi hidup yang sulit dapat meningkatkan intensitas aktivitas seksual, sehingga tingkat kelahiran bayi juga akan semakin tinggi. Hal tersebut diperparah oleh paradigma “banyak anak banyak rezeki”, yang maksudnya adalah anak dapat membantu mencari nafkah, sehingga semakin banyak anak, maka kesejahteraan keluarga juga akan semakin meningkat.

Paradigma tersebut terbukti tidak tepat, sebab pada kenyataannya anak kurang bisa membantu banyak. Sistem pendidikan Indonesia ternyata belum mampu menghasilkan SDM yang benar-benar unggul, kreatif, dan kompetitif. Hal tersebut semakin diperparah oleh sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga potensi banyaknya jumlah anak menjadi tidak berarti lagi dan justru menimbulkan fenomena tingginya angka pengangguran yang berujung pada kemiskinan dalam skala massif. Bukannya semakin sejahtera, keluarga justru dipusingkan oleh beban (biaya) hidup yang bertambah, sehingga usaha untuk melepaskan diri dari jeratan kemiskinan semakin sulit. Hal inilah yang penulis maksud sebagai lingkaran setan kemiskinan akibat tingginya tingkat kelahiran anak.

Kemiskinan merupakan akibat langsung dari ledakan jumlah penduduk. Menurut Thomas Robert Malthus (1798), jumlah populasi yang terus bertambah semakin lama akan mengalahkan pasokan dan ketersediaan makanan, sehingga jumlah makanan per orang akan semakin berkurang. Mengikuti teori ini, Indonesia berpotensi mengalami kesulitan pangan jika tidak segera melakukan langkah-langkah taktis mengendalikan jumlah penduduk.

Pemerintah perlu memaksimalkan instansi KB kabupaten/kota serta memperbaiki distribusi alat kontrasepsi agar mudah dijangkau oleh masyarakat, termasuk juga kaum miskin. Melalui sosialisasi yang gencar dan berkesinambungan, niscaya kesadaran masyarakat untuk ber-KB akan terus meningkat, sehingga usaha untuk memutus lingkaran setan kemiskinan bisa lebih mudah dan efektif.

One response to this post.

  1. Posted by Vina Ryeong on January 3, 2014 at 6:30 am

    ijin copas gan 🙂
    Thanks^^

    Reply

Leave a comment